Dampak Negatif Kecanduan Ponsel

Mungkin sepuluh tahun yang lalu tak akan terbayangkan adanya sebuah fobia jenis baru, yaitu Nomophobia. Nomophobia yang berasal dari kata no mobile phone phobia adalah sebuah kecemasan apabila tidak bisa menggunakan ponsel, entah itu ponsel yang ketinggalan, kehabisan baterai, tidak ada sinyal atau kehabisan pulsa.

Semakin lengkapnya fitur yang ditanamkan di dalam ponsel membuat ketergantungan pada gadget itu semakin akut. Sebuah survey yang didanai oleh Facebook menyatakan bahwa sebanyak 62% orang mengakui bahwa benda yang pertama kali dicari setelah bangun tidur adalah ponsel.  Sementara sebanyak 80 % responden mengakui bahwa kegiatan yang pertama dilakukan setelah bangun tidur adalah mengutak-atik ponsel.

Meskipun manusia semakin dimudahkan karena semakin canggihnya ponsel pintar, namun tetap saja ketergantungan terhada ponsel membawa dampak tidak baik. Para pecandu gagdet dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi otak atau dimensia. Dimensia sendiri umumnya terjadi pada orang yang berumur 70 atau 80 tahun, namun hal itu dapat terjadi pada orang-orang muda. 

Pada pecandu gagdet seringkali hanya mengembangkan bagian otak kirinya sementara otak bagian kanan tidak berkembang. Padahal otak kanan adalah yang berhubungan dengan daya ingat dan perhatian. Sekitar 15 % kasus otak kanan yang gagal berkembang diyakini sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya dimensia usia diri.

Selain itu kecanduan gagdet pada anak juga menyebabkan anak menjadi asosial dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Anak juga menjadi kurang gerak sehingga cenderung tidak sehat, serta malas berpikir karena tergantung pada bantuan internet.

Sementara itu menurut seorang penelity asal Stanford University, Clifford Nass, ponsel pintar mempunyai kecenderungan untuk membuat penggunanya menjadi semakin bodoh. Sebab smart phone membuat pengguna cenderung mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Misalnya adalah menulis di FB sambil makan atau membalas SMS sambil ngobrol. Menurut Nass hal tersebut bisa menurunkan kemampuan otak untuk berfokus dan menentukan prioritas.

Selain itu menulis terlalu lama di ponsel atau tablet bisa menyebabkan sindrom ‘text neck’ karena kepala yang dipaksa melihat ke bawah untuk waktu yang terlalu lama. Gejala sindrom ini adalah leher dan pundak pegal serta mata lelah. (berbagai sumber/ill: joe)