Di Balik Pidato Obama

Presiden Barack Obama tercatat dalam sejarah sebagai presiden Amerika Serikat pertama yang berasal dari keturunan Afrika, ketika warna kulit hitam dianggap sebagai kasta terakhir di negara adidaya tersebut. Obama dikenal sebagai pribadi yang cerdas, menarik dan sederhana. Juga terkenal dengan kepiawaiannya dalam berpidato yang menarik.

Juga saat Obama ‘pulang kampung’ ke Indonesia beberapa saat lalu. Berpidato di depan ribuan pendengar yang antusias dan memberi applaus serta standing ovation. Pidatonya segera mendapat sambutan positif di media massa. Televisi mengulang-ulang pidato Obama, terutama bagian ketika dia berbicara dalam bahasa Indonesia, demikian juga di situs-situs jejaring sosial, Twitter atau Facebook, orang-orang memujinya. Tapi siapa sangka di balik kemahirannya dalam merangkai kata, ada satu nama di belakangnya, yaitu Jonathan Favreau.

Ya, Jonathan Favreau adalah orang di belakang semua pidato Barack Obama. Mereka biasa menghabiskan berjam-jam dalam menulis naskah pidato, mengedit sebelum kemudian memutuskan untuk dibawakan Obama. Jonathan Favreau juga-lah yang melahirkan slogan ‘Yes We Can’ yang tersohor itu.

Jonathan Favreau lulusan terbaik College of Holly Cross, pertama kali bekerja untuk pada calon presiden dari Partai Demokrat John Kerry. Sebagai tugas pertamanya adalah mengumpulkan berita-berita di radio mengenai Kerry untuk diberikan kepada staf-staf senior keesokan harinya. Namun ketika Kerry memulai kampanyenya ternyata mereka membutuhkan seorang penulis naskah pidato dan Favreau dipromosikan untuk menjadi salah satu staf penulis naskah pidato.

Tapi ternyata Kerry kalah di tahun 2004, dan saat itulah Favreau memulai karir barunya. Adalah Robert Gibbs salah seorang petinggi Partai Demokrat yang mempertemukannya dengan Obama. Tahun 2005 dia mulai bekerja untuk Barack Obama di kantor senat sebelum kemudian bergabung dengan dalam kampanye kepresidenan tahun 2007 sebagai penulis naskah pidato.

Saat Obama dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat Januari 2009, Favs, begitu panggilan Obama kepadanya, dia menjadi penulis termuda untuk Pidato Presiden di umur 27. Favs juga harus meninggalkan kebiasannya berpakaian casual dan jeans sebab dia mendapat ruang kerja tersendiri di West Wing Gedung Putih, dan menjadi penulis pidato yang membawahi beberapa penulis-penulis senior.

Barack Obama sangat percaya kepada Favs meski Obama bukan orang yang mudah percaya kepada orang lain. Obama bahkan memberikan kepercayaan penuh kepada Favs atas semua kata-kata yang akan diucapkannya. (ref: newsweek.com; nytimes.com/ill: venturebeat.com).