Mitos-Mitos Seputar Teknologi

Mitos adalah sesuatu yang salah namun diyakini sebagai sebuah kebenaran. Dengan semakin berkembangnya teknologi, tak jarang berkembang pula mitos-mitos di kalangan masyarakat yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan tentang teknologi. Berikut adalah mitos-mitos seputar teknologi itu:

Menggunakan ponsel di SPBU dapat mengakibatkan kebakaran. Hanya  ada satu SPBU yang telah dilaporkan terbakar saat ponsel dinyalakan namun setelah diselidiki tidak disebabkan oleh telepon genggam. Sebelumnya memang diyakini bahwa ponsel mungkin menghasilkan percikan listrik yang jika bertemu dengan uap bensin dapat menghasilkan api. Itu secara teoritis mungkinnamun sangat mustahil dalam keadaan normal. Namun demi keamanan National Fire Protection Association menyarankan agar kita mengikuti instruksi yaitu tidak menggunakan ponsel di area SPBU.

Semakin besar resolusi kamera maka semakin bagus foto yang dihasilkan. Kenyataannya, tidak hanya resolusi yang berperan dalam menghasilkan foto yang bagus. Lebih dari itu, faktor-faktor penentu seperti komposisi, angle, tata cahaya dan selera kameramen lebih banyak berperan penting.

World wide web dan internet adalah hal yang sama. Internet adalah infrastruktur yang memungkinkan informasi yang akan dibagi antara jaringan di seluruh dunia, termasuk yang diakses melalui komputer pribadi, smartphone, berbagai jenis perangkat lain. Web ini hanya salah satu dari jaringan tersebut, yaitu satu dengan situs dan halaman yang dimulai dengan www.

Mengecas baterai tidak sampai penuh akan memperpendek umur baterai. Sekarang sebagian besar baterai  menggunakan lithium-ion atau lithium-ion sel polimer, yang, seperti catatan Apple, kita dapat mengisinya tanpa harus menunggu penuh. 

Ponsel mengakibatkan kanker otak. Selama ini diyakini adanya hubungan sebab akibat antara menggunakan ponsel dan kanker. Akan tetapi sebuah studi panjang selama 11 tahun di Inggris menyimpulkan bahwa tidak ditemukan bukti risiko terhadap kesehatan dari gelombang radio yang dihasilkan oleh ponsel atau BTS. 

Video game berdampak buruk bagi anak. Sebuah studi pada tahun 2013 dari University of Glasgow menyimpulkan bahwa bermain video game tidak berpengaruh terhadap perilaku anak secara signifikan. Bahkan, sebuah studi terpisah menemukan bahwa anak-anak yang bermain video game selama kurang dari satu jam sehari ternyata merasa lebih bahagia daripada anak-anak yang tidak bermain sama sekali. Namun, tentu saja bermain video game berlebihan dapat memiliki hasil negatif. (ref: Huffington Post/ill: smallbiztechnology).