Julian Assange, Jenius di Balik WikiLeaks

Dalam beberapa minggu belakangan ini WikiLeaks kembali membuat geram pemerintah Amerika dengan kembali merilis dokumen-dokumen rahasia yang seharusnya tidak terungkap ke publik. Setelah membocorkan dokumen perang Afghanistan, WikiLeaks kembali berulah dengan membocorkan sebanyak 251.187 dokumen yang berasal dari kawat diplomatik Kedutaan Amerika Serikat. Maka tak ayal lagi, adalah Julian Assange, sang pendiri WikiLeaks yang menjadi orang paling diburu oleh pemerintah Amerika.

Sementara Julian Assange sendiri tetaplah menjadi sosok yang misterius, dia tidak diketahui keberadaannya. Identitas dan paspornya berganti-ganti, dan tidak pernah berada di suatu tempat untuk waktu yang lama. Julian Paul Assange lahir di Townsville, Queensland, Australia tahun 1971. Ia adalah seorang wartawan Australia dan aktivis internet. Dia juga seorang hacker, ahli matematika dan programmer komputer.

Julian meninggalkan rumah pada usia 17 tahun, dia sempat kuliah di jurusan matematika dan fisika di Universitas Melbourne walau tidak sampai selesai. Tahun 1992 ditangkap polisi federal Australia atas 24 tuduhan kegiatan hacking namun akhirnya dibebaskan dengan denda 2.100 dollar Australia. Assange dikenal sebagai orang yang sangat cerdas, bersemangat dan mampu memecahkan kode-kode komputer yang rumit. Menurut teman-temannya menyebut sebagai ‘nyaris jenius’, Assange juga bisa bekerja sampai lupa makan dan kurang tidur.

Assange pernah diganjar beberapa penghargaan di antaranya pada 2009 Amnesty International Media Award, majalah Inggris New Statesman juga menempatkannya sebagai 50 orang paling berpengaruh pada 2010.

WikiLeaks atau Wikileaks adalah organisasi internasional yang bermarkas di Swedia, yang didirikan untuk memerangi korupsi dan ketidakadilan yang dilakukan pemerintah atau perusahaan. Situs tersebut diluncurkan pada tahun 2006 oleh sejumlah disiden politik Cina, dan juga jurnalis, matematikawan, dan teknolog dari Amerika Serikat, Taiwan, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan, dan tentu saja Assange.

Oktober lalu, Wikileaks mempublikasikan 400 ribu dokumen, antara lain berisi laporan penyiksaan dan pemerkosaan oleh tentara Amerika di Irak. Enam bulan sebelumnya, situs itu juga mempublikasikan 90 ribu dokumen yang sama yang berkaitan dengan perang di Afganistan.

WikiLeaks sendiri telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk New Media Award dari majalah Economist tahun 2008. Demikian juga pada bulan Juni 2009, WikiLeaks dan Julian Assange memenangkan UK Media Award dari Amnesty International untuk publikasi tahun 2008 berjudul Kenya: The Cry of Blood – Extra Judicial Killings and Disappearances, sebuah laporan tentang pembunuhan oleh polisi di Kenya. (berbagai sumber/ill: guardian.co.uk)