Tedhak Siten, Saat Buah Hati Turun ke Bumi

Posted on
  • Friday, May 21, 2010
  • by
  • joe
  • in
  • Labels:

  • Tradisi tedhak siten merupakan salah satu tradisi dalam masyarakat Jawa yang telah turun temurun sejak jaman dahulu. Meski sekarang sudah memasuki jaman modern dan globalisasi, namun keberadaannya masih tetap mendapatkan tempat di masyarakat.

    Tedhak siten berasal dari kata ‘tedhak’ yang berarti dekat atau turun, serta ‘siten’ yang berarti tanah. Pada beberapa daerah tradisi dikenal sebagai mudun lemah, atau juga turun tanah. Jadi upacara adat ini adalah pertanda saat buah hati kita pertama kali menginjakkan kaki ke bumi.

    Tradisi tedhak siten dilaksanakan pada saat bayi berusia tujuh ‘lapan’ (selapan = 35 hari) atau 8 bulan. Pada saat upacara ini, sang anak akan didandani mengenakan beskap, kain dan belangkon untuk anak lelaki. Sementara pada anak perempuan mengenakan kebaya, juga riasan wajah.

    Kemudian disiapkan sesaji berupa nasi tumpeng, sayur mayor, bubur, aneka macam jajanan pasar juga ketan tujuh warna. Selain itu disiapkan juga perlengkapan berupa sangkar ayam, padi, kapas, tiga macam bunga, beras juga lembaran uang. Pada saat upacara tedhak siten anak pasangan Adjie Massaid dan Angelina Sondakh malah berupa lembaran uang dollar.

    Pada saat upacara berlangsung, anak akan dibimbing oleh orang tua untuk menginjak ke tujuh ketan. Ragam warna ketan ini melambangkan unsur-unsur kehidupan di dunia. Setelah itu, kaki si anak akan dipijakkan ke tanah sebagai perlambang pertama kalinya anak turun ke bumi.

    Juga si anak kemudian dimasukkan ke dalam sangkar ayam. Ini merupakan perlambang bahwa si anak suatu saat akan masuk ke dalam masyarakat luas sehingga harus mematuhi segala macam peraturan, norma maupun adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Sementara ayam merupakan hewan yang gampang mandiri dan bisa mencari makan di mana saja. Diharapkan si kecil nantinya akan memiliki sifat-sifat mandiri setelah dewasa kelak.

    Di dalam kurungan telah disediakan berbagai macam perlengkapan seperti padi, gelang, cincin, mainan, alat tulis, uang dan lain-lain. Benda-benda tersebut diharapkan akan menjadi perlambang setelah dewasa kelak.

    Setelah itu kemudian upacara akan diakhiri dengan memandikan anak menggunakan air kembang setaman (gambar dari yogyakartaonline.com)

    26 comments:

    HB Seven said...

    selain itu juga kalo anak udah bisa jalan ditekeni ya om....

    joe said...

    buat yang mau jadi bapak, asal tahu saja he he...

    alice in wonderland said...

    kalo uangnya dollar bakal jadi orang kaya tuh^^ boleh juaga idenya... mungkin bisa diganti dengan Euro

    joe said...

    apalagi kalau emas....

    Anonymous said...

    Kalu aku belum pernah ney liat acara kaya gini walaupun orang jawa , karna aku lahir dipalembang ,tapi yang sering kalau di desaku namanya Bancaan he he ,
    info menarik dan banyak pelajaran dari tatalaksana acara tradisi tedak itu ya

    nietha said...

    dimana2 ternyata ada ya? diaceh juga ada tradisi turun tanah ini

    Unknown said...

    wah, adat jawa ya? sptnya pernah denger dhe.

    bayuputra said...

    anak saya juga baru lahir ... tetapi maklum saya orang awam .. heee ... mungkin tidak sama adatnya ... jadi saya baru tau ..
    terimakasih informasinya ... menambah pengalaman saya ...

    bayuputra said...

    salam hangat dari Kalimantan Tengah

    7 taman langit said...

    tradisi jawa ya..
    saya baru tahu dari blog ini
    terima kasih

    munir ardi said...

    bermanfaat buat orang tua
    terima kasih

    Sungai Awan said...

    mak nyus kawan.adat ini juga masih ada di daerahku

    uswah said...

    adat yang turun temurun di jawa ini

    ariefborneo said...

    Sya pernah liat adat ini d tmpat kk ipar sya tp dulu sdh lma sekali mas..anaknya malah milih pisau bgitu sdah besar eh malah jdi tukang berantem...

    sunflo said...

    ini tradisi jawa yaa... tapi aq dulu ga digtuin ma ortuku... org jawa tapi ga tau yg kek ginian..

    Gudang Ilmu said...

    kakek ku orang jawa waktu itu anak bibi juga pake acara ini tapi yang di ambil bukannya uang tapi alat tulis kwakwkakwkak

    Nikmatnya Hidup said...

    si kecil juga di suruh milih mainan yah kliatane, tar melambangkan besok dia jadi apa gt klo ga salah

    Tour, Food, and Health said...

    oooohhh begono ya mas nilai pilosopisnya? yang penting selanjutnya adalah pendidikan akhlak yang baik...

    tuteh said...

    Salam kenal juga Joe... :)

    agoenk70 said...

    wuahh baru tau neh ada adat seperti ini, klo uangnya Euro bisa langsung kaya yah,

    vany said...

    saia prnh dgr ttg tradisi ini, mas...
    tapi, blm prnh liat gsg siyh...hihihi
    semoga tradisi jawa ini ttp lestari sampi anak-cucu kita ya... :)

    *slm knl dan mksih udah mampir di blogkuw*

    roni said...

    aku dulu milih jadah he he

    mira said...

    nice blog, really...

    camera zoom said...

    hm...
    salam kenal

    lyna riyanto said...

    Indonesia memang kaya dengan adat budaya, nilai luhur dan pelajaran tentang tata kehidupan yang baik.

    Didearah saya tidak ada acara seperti ini, yang ada untuk bayi adalah Upacara Tasmiyah dan Naik Ayun

    imamudin said...

    besok tak bikin acara Tedhak Angkasa, biar sukses jadi astronot

    Post a Comment

    Pembaca dapat memberikan komentar yang terkait dengan artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan penulis blog dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator. Komentar yang berisi promosi atau tautan yang mengarah ke situs pornografi, perjudian atau pelanggaran lain akan dihapus.

     
    Copyright (c) 2010 Blogger templates by Bloggermint
    Powered by : Blogger